Damai Abadi

Kau yang selalu ada disampingku.
Saat tak seorangpun yang sudi menemaniku.
Kau yang selalu siap membentangkan tangan.
Kala badai datang melanda.
Juga kau yang selalu didepanku.
Ketika cobaan datang menerjang.

Sahabatku...
Tulus pengorbanan yang kau berikan belumlah sempat kubalas walau ku tahu kau tak hendak menerimanya.
Iklas budimu belum sempat ku bayar biarpun kau takkan pernah menagihnya.

Saat ini kau telah pergi dan tak mungkin kan kembali lagi.
Meninggalkan kisah yang takkan pernah kan terlupakan.
Dipembaringan tanah merah ini ku bersimpuh.
Dipusara yang tak pernah sempat aku mengantarmu.
Dalam hening aku menjerit.
Mengingat semua yang telah kau korbankan buatku wahai sahabat.
Tiada lagi senyum manis yang dulu selalu menghias dibibirmu walau kau sengsara.
Tiada lagi canda tawamu...
.. yang selalu riang gembira.
Maafkan aku sahabatku.
Maafkan kalau aku tak sempat menemanimu untuk yang terakhir.
Lihatlah airmata ini yang mengalir membasahi pipiku.
Sebagai saksi bahwa kau adalah segalanya buatku.
Hanya iringan doa yang bisa ku persembahkan buatmu.

Tidurlah dengan tenang kawan.
Damailah abadi dalam lelap mimpi panjangmu.